Senin, 28 Februari 2011

pemanasan global

pemanasan global
Pemanasan global atau Global Warming adalah adanya proses peningkatan suhu rata-rata atmosfer, laut, dan daratan Bumi.
Suhu rata-rata global pada permukaan Bumi telah meningkat 0.74 ± 0.18 °C (1.33 ± 0.32 °F) selama seratus tahun terakhir. Intergovernmental Panel on Climate Change (IPCC) menyimpulkan bahwa, "sebagian besar peningkatan suhu rata-rata global sejak pertengahan abad ke-20 kemungkinan besar disebabkan oleh meningkatnya konsentrasi gas-gas rumah kaca akibat aktivitas manusia"[1] melalui efek rumah kaca. Kesimpulan dasar ini telah dikemukakan oleh setidaknya 30 badan ilmiah dan akademik, termasuk semua akademi sains nasional dari negara-negara G8. Akan tetapi, masih terdapat beberapa ilmuwan yang tidak setuju dengan beberapa kesimpulan yang dikemukakan IPCC tersebut.
Model iklim yang dijadikan acuan oleh projek IPCC menunjukkan suhu permukaan global akan meningkat 1.1 hingga 6.4 °C (2.0 hingga 11.5 °F) antara tahun 1990 dan 2100.[1] Perbedaan angka perkiraan itu disebabkan oleh penggunaan skenario-skenario berbeda mengenai emisi gas-gas rumah kaca di masa mendatang, serta model-model sensitivitas iklim yang berbeda. Walaupun sebagian besar penelitian terfokus pada periode hingga 2100, pemanasan dan kenaikan muka air laut diperkirakan akan terus berlanjut selama lebih dari seribu tahun walaupun tingkat emisi gas rumah kaca telah stabil.[1] Ini mencerminkan besarnya kapasitas panas dari lautan.
Meningkatnya suhu global diperkirakan akan menyebabkan perubahan-perubahan yang lain seperti naiknya permukaan air laut, meningkatnya intensitas fenomena cuaca yang ekstrim,[2] serta perubahan jumlah dan pola presipitasi. Akibat-akibat pemanasan global yang lain adalah terpengaruhnya hasil pertanian, hilangnya gletser, dan punahnya berbagai jenis hewan.
Beberapa hal-hal yang masih diragukan para ilmuwan adalah mengenai jumlah pemanasan yang diperkirakan akan terjadi di masa depan, dan bagaimana pemanasan serta perubahan-perubahan yang terjadi tersebut akan bervariasi dari satu daerah ke daerah yang lain. Hingga saat ini masih terjadi perdebatan politik dan publik di dunia mengenai apa, jika ada, tindakan yang harus dilakukan untuk mengurangi atau membalikkan pemanasan lebih lanjut atau untuk beradaptasi terhadap konsekuensi-konsekuensi yang ada. Sebagian besar pemerintahan negara-negara di dunia telah menandatangani dan meratifikasi Protokol Kyoto, yang mengarah pada pengurangan emisi gas-gas rumah kaca.

ejak 150 tahun yang lepas, glasier di banjaran gunung Alps, seperti glasier Aletsch di Switzerland, telah hilang separuh jisimnya. Kredit: O. Esslinger
Kesan dari pemanasan global
Seperti yang telah ditunjukkan, pemanasan global menyebabkan glasier mencair dan tahap air laut meningkat sebanyak beberapa puluh sentimeter. Ketebalan ais di kutub juga menjadi kurang. Sejak kurun ke-21, fenomena ini meningkat semakin cepat, dimana kesannya kelihatan semakin ketara, terutamanya peningkatan tahap air laut dan perubahan cuaca secara ekstrim yang melibatkan kemarau dan kitaran presipitasi yang dahsyat.
Kesan ini dapat dirasai oleh manusia dengan kekerapan banjir, kemarau panjang, kekurangan air minuman, sebaran penyakit malaria, kekurangan zon tepi laut atau kekurangan bilangan pulau. Dalam jangkamasa yang panjang, dengan pencairan ais di Greenland yang menyebabkan tahap air laut naik sebanyak 6 meter, kita dapat meramalkan kehilangan sebahagian besar zon tepi laut dunia.
Dihadapkan dengan ancaman tersebut dan keperluan usaha untuk menangani masalah ini, komuniti antarabangsa didapati agak segan. Protokol Kyoto telah dirundingkan dalam tahun 1997 bertujuan untuk memaksa negara industri untuk mengambil langkah-langkah yang perlu untuk mengurangkan pencemaran udara yang memburukkan kesan rumah hijau. Hasil dari keputusan Russia untuk menyertai protokol ini, usaha ini ada peluang untuk membawa hasil. Tetapi, tanpa penyertaan Amerika Syarikat, yang buat masa ini merupakan pencemar udara terbesar di dunia, hasil usahan dari protokol ini agak terhad. Disebabkan perjanjian ini tidak begitu ambitious, kami percaya ia tidak begitu mampu untuk melambatkan pemanasan global dengan berkesan. Oleh yang demikian, bencana yang amat dahsyat masih mengancam.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar